Monkeydactyl adalah spesies dinosaurus terbang yang ditemukan para ilmuwan di Liaoning, timur laut China. Tak hanya memiliki kemampuan untuk terbang , spesies ini juga hebat dalam hal memanjat pohon.

Dilansir dari Independent , dinosaurus ini masuk ke dalam jenis pterosaurus yang diyakini sudah ada sejak 160 juta tahun yang lalu. Dinosaurus ini dijuluki Monkeydactyl karena ketangkasannya yang dapat membuatnya memanjat pohon dan memburu mangsanya.

Menurut para ahli paleontologi , Monkeydactyl adalah hewan paling pertama yang memiliki kemampuan meyentuh ibu jari ke bagian dalam dari jari telunjuknya. Jempol Monkeydactyl sangat berbedea jika dibandingkan hewan mamalia lainnya karena ibu jarinya yang berlawanan. Bahkan seperti bunglon adalah contoh reptil yang langka, yang hidup dengan ibu jari berlawanan.

Hal ini yang membuat Monkeydactyl memiliki nama ilmiah Kunpengopterus antipollicatus yang berarti ‘berlawanan’ dan ‘ibu jari’ dalam bahasa Yunani kuno.

Beruntungnya penggunaan pemindaian CT membuat para ilmuwan dapat menciptakan model digital dari fosil Monkeydactyl dan menentukan bagaimana ibu jari mereka sejajar dengan jari lainnya. Beberapa dari ilmuwan ini menanggap jika kemampuan memanjat pohon sebagai mata rantai evolusi yang hilang yang menjadi penyebab pelarian pterosaurus.

Monkeydactyl bisa dibilang sebagai dinosaurus yang cukup unik karena mampu terbang dan memanjat pohon dengan baik. Monkeydactyl memiliki sayap dengan lebar sekitar 33 inci yang memungkinkannya situs judi slot terbaru terbang di antara pepohonan. Bentuk fisiknya juga unik yang menempatkan Monkeydactyl dalam kelompok pterosaurus yang dikenal sebagai darwinopteran.

Darwinopteran adalah nama kelompok spesies yang dinamai dari nama Charles Darwin atas kontribusinya terhadap pemahaman evolusi. Rodrigo V Pegas, bagian dari tim peneliti, mengatakan spesies dalam kelompok darwinopteran selalu merupakan penemuan ‘berharga’ karena alasan tersebut.

Provinsi Liaoning yang berada di China di sebut sebut sebagai sarang fosil sebab sebagian fosil yang berhasil ditemukan dalam kondisi terawetkan dengan baik. Oleh sebab itu situs ini dianggap sangat penting oleh para ahli paleontologi.

Sebelumnya situs ini sempat menemukan spesies Sinosauropteryx di tahun 1990 lalu. Penemuan ini mengarahkan ke teori yang disepakati secara luas mengenai nenek moyang burung modern diturunkan dari dinosaurus.